Gambar 3D Paling Detail, Paru-paru Pasien Rusak Parah karena Corona
Konten ini diproduksi oleh kumparan
Agen Idn Sports - Sudah hampir 2 tahun pandemi COVID-19 melanda dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, gejala Covid yang dialami oleh orang-orang makin beragam. Yang paling umum adalah batuk, itu karena penyakit pernapasan memengaruhi setiap inci saluran udara manusia, dari sinus ke paru-paru.
Kini, kita dapat melihat secara detail bagaimana corona bisa merusak paru-paru manusia. Menggunakan teknologi baru yang dikenal dengan sebutan Hierarchical Phase-Contrast Tomography (HiP-CT), para peneliti mampu memindai sejumlah organ manusia, salah satunya adalah paru-paru orang yang meninggal karena COVID-19.
Hasil gambar yang ditampilkan jauh lebih jelas dari hasil pemindaian CT Scan rumah sakit, mengungkapkan kerusakan parah paru-paru akibat corona hingga tingkat sel yang paling kecil.
“Tak lama setelah awal pandemi global, kami menunjukkan bahwa COVID-19 adalah penyakit vaskular sistemik menggunakan metode histopatologis (pencitraan optik jaringan) dan molekuler,” papar Maximilian Ackermann, peneliti yang memindai paru-paru pasien menggunakan teknik HiP-CT.
"Namun, teknik ini tidak cukup mengatasi tingkat perubahan dan pembekuan di pembuluh darah halus di seluruh paru-paru."
Untuk menciptakan gambar detail paru-paru pasien, para peneliti harus mengembangkan teknik baru HiP-CT. Penelitian juga dilakukan di fasilitas Penelitian Synchrotron Eropa (ESRF) di Slot pulsa tanpa potongan Grenoble, Prancis.
“Ide untuk mengembangkan teknik HiP-CT baru ini muncul setelah awal pandemi global, dengan menggabungkan beberapa teknik yang digunakan di ESRF untuk mencitrakan gambar detail,” kata Paul Tafforeau, ilmuwan utama di ESRF.
Menggunakan peningkatan sensitivitas Extremely Brilliant Source baru di ESRF, memungkinkan kita untuk melihat pembuluh yang sangat kecil di dalam organ manusia dan ditampilkan dalam bentuk 3D, memungkinkan kita untuk membedakan pembuluh darah dari jaringan di sekitarnya, dan bahkan untuk mengamati beberapa sel tertentu.”
- Paul Tafforeau, ilmuwan utama di ESRF -
Tafforeau mengatakan bahwa ini adalah terobosan baru karena organ manusia memiliki kontras yang rendah sehingga sangat sulit untuk dicitrakan secara detail dengan teknik yang ada saat ini.
“ESRF-EBS telah memungkinkan kami untuk beralih dari menguraikan rahasia fosil menjadi melihat tubuh manusia yang belum pernah ada sebelumnya,” katanya.
Setelah memindai paru-paru yang rusak, para peneliti memindai otak, jantung, dua ginjal, dan limpa, yang semuanya akan ditampilkan secara online di Human Organ Atlas. Atlas juga akan menampilkan biopsi paru-paru sehat dan paru-paru COVID-19, yang nantinya bisa digunakan oleh para profesional medis dan publik sebagai bahan penelitian.
“Atlas mencakup skala yang sebelumnya kurang dieksplorasi dalam pemahaman kita tentang anatomi manusia, yang merupakan skala sentimeter hingga mikron dalam organ utuh," kata Agen Idn Sports Peter Lee.
Sejauh ini, jelasnya, teknik klinis seperti pemindaian CT dan MRI mampu menyelesaikan hanya di bawah satu milimeter--jika seseorang membutuhkan gambar lebih detail dari satu milimeter, maka diperlukan mikroskop elektron.
“Keduanya dapat menyelesaikan struktur dengan akurasi sub-mikron, tetapi hanya pada biopsi kecil jaringan dari suatu organ. Sementara HiP-CT menjembatani skala ini dalam 3D, mencitrakan seluruh organ untuk memberikan wawasan baru tentang susunan biologis kita,” kata Lee.
Di masa depan, para peneliti berharap dapat menggunakan mesin dan kecerdasan buatan untuk menggabungkan pemindaian HiP-CT dengan pencitraan CT dan MRI klinis. Ini memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan lebih akurat dari pemindaian yang digunakan Slot pulsa tanpa potongan saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar